Sirah Community Indonesia

Madrasah Sirah Nabawiyah

  • Madrasah
  • Kajian
  • Video

Mengambil Ibrah Perang Opini yang Menentukan di Zaman Rasulullah

February 24, 2016 Leave a Comment by Admin

BOGOR (Panjimas.com) – Pendiri Sirah Community Indonesia (SCI) Ustadz Asep Sobari Lc MA, mengungkapkan perang opini telah terjadi sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hal itu disampaikan Ustadz Sobari dalam sebuah kajian saat Rapat Kerja (Raker) Jurnalis Islam Bersatu (JITU), di Mega Mendung, Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/2/2016).

“Penyebaran dakwah Islam terkait sangat erat dengan pembentukan opini tehadap dakwah dan pembawanya, yaitu Rasululllah,” jelas Ustadz Sobari dalam slide yang dipaparkan.

Ia menambahkan, kepribadian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan julukan Al Amin adalah modal awal dakwah yang sangat penting.

Mengapa demikian? Pada tahap dakwah di Mekkah (periode makiyah), orang-orang kafir Quraisy begitu gencar membangun opini dengan memberi stigma buruk terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Makanya quraisy itu dari awal untuk menghentikan Rasulullah, bagaimana menjauhkan orang agar tidak bertatap muka langsung dengan Rasulullah, maka yang dibentuk adalah stigma,” ujarnya.

Tujuannya, agar orang-orang tidak bertatap muka secara langsung dan berdialog dengan Rasulullah, yang memiliki daya magnetik tinggi.

Meski diberi label buruk seperti, tukang sihir, orang gila dan lain sebagainya, Rasulullah tidak bergeming dan tidak menyibukkan diri dengan melakukan klarifikasi ke sana sini. Opini buruk itu terbantahkan dengan sendirinya dengan akhlak mulia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Setelah fase Mekah, perang opini pun semakin menghangat ketika perang Badar bermula. Hingga selanjutnya, perang opini memiliki peran penting dalam pertempuran berikutnya seperti perang Uhud, Ahzab, Hamraul Asad, Mu’tah dan lainnya, hingga menggapai kejayaan Islam.

Hal yang perlu diketahui, berbagai peperangan jihad yang dilakukan tersebut, bukan sekedar untuk mengalahkan musuh secara fisik.

“Rasul memandang lawan-lawannya sebagai bagian yang harus ditarik menerima kebenaran, sehingga perang dalam Islam itu bukan untuk menghabisi lawan, tetapi membangun hujjah,” tandasnya.

Sehingga pada intinya, dalam perang opini yang sangat menentukan ada dua hal penting yang perlu dimiliki, yakni kekuatan Narasi dimana Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar Rasulullah dan pribadi Qur’ani yang membentuk karakter Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. [AW]

Di posting ulang dari laman www.panjimas.com

Share this:

  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)

Related

Filed Under: Uncategorized Filed Under: Uncategorized by Admin

Tinggalkan Pesan... Cancel reply

Cari…

Like Page Kami

Like Page Kami

Terbaru….

  • Membaca Akar Persoalan Peradaban
  • PENDAFTARAN MADRASAH KHILAFAH RASYIDAH 2019
  • PENDAFTARAN MADRASAH SIRAH NABAWIYAH 2019
  • Berburu Buku di Kairo untuk Perpustakaan SCI
  • Peran Rihlah dalam Membangun Peradaban Dunia
  • Pandangan Pendidikan Umar bin Khaththab
  • Mengapa Andalus Runtuh?
  • Jami’ Al-Qaraouiyine, Fes
Copyright © 2016 · sirahcommunity.com