Search
Close this search box.

Sirah Community Indonesia

Search
Close this search box.

Gelar Sirah Camp Perdana, Sirah Community Angkat Tema Perang Khandaq

Bogor, 26-28 Juli 2024, Sirah Community Indonesia melaksanakan kegiatan Sirah Camp untuk pertama kalinya. Mengangkat salah satu peristiwa perang yang ada dalam Sirah Nabawiyah, SCI menjadikan “Dari Khandaq Hingga Puncak Peradaban” sebagai tema Sirah Camp tahun ini. Agenda ini berlangsung di Wisata Bumi Qur’an, AQC – Megamendung, Jawa Barat. Diikuti oleh puluhan peserta anak-anak dan remaja, yang mempunyai minat besar terhadap Sirah Nabawiyah. Dari sekian banyak peserta yang berasal Jabodetabek, dua diantaranya berasal dari Kuwait dan Belanda.

“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai Sirah Nabawiyah, memperkenalkan lebih dekat dengan Rasulullah SAW, kepada anak-anak usia 11-17 tahun melalui metode pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan”, ucap Umar sebagai Ketua Pelaksana Sirah Camp saat memberikan sambutan pembukaan acara di lapangan Ar-Rahman Qur’an College. Selama 3 hari 2 malam, peserta distimulasi dengan berbagai aktivitas bersama, maupun berkelompok. Aktivitas bersama dilakukan di dua lokasi berbeda yaitu lapangan area tenda dan aula masjid.

Ust Asep Sobari

Menariknya, sebelum peserta memulai aktivitas selanjutnya, peserta diajak untuk melakukan Pre-Test terkait materi perang Khandaq. “Di hari pertama ini, kami mengkondisikan adik-adik peserta untuk pre-test, tujuannya agar kami tahu sejauh mana pemahaman adik-adik tentang tema yang panitia angkat, tidak untuk diumumkan hasilnya, hasilnya Alhamdulillah, adik-adik sebagian besar sudah terpapar materi tentang Perang Khandaq, hal ini sangat membantu panitia dalam memberikan pemahaman dan juga hikmah yang bisa dipetik dalam peristiwa perang Khandaq”, jelas Wahdah selaku tim acara yang bertugas saat ditanya tujuan dari pre￾test yang dilakukan oleh panitia. Setelah pre-test, peserta menjalankan berbagai agenda menarik di hari pertama yaitu aktivitas mencari jejak perang Khandaq – menemukan Kakak Fasilitator dan kelompok masing-masing, aktivitas melatih Mindset bersama Kakak Mentor, Ihsanun Kamil yang biasa dipanggil Yabi dan juga ditemani oleh Fufu Elmart yang biasa dipanggil Dami oleh adik-adik peserta. Dilanjutkan dengan Special Session bersama Ust. Asep Sobari tentang Munafiq. Sebelum acara malam itu ditutup, peserta diminta untuk menuliskan kalimat penting yang mereka ingat dari sesi spesial tersebut. Emil, salah satu peserta Sirah Camp menuliskan pesan penting yang didapatkannya, “Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas umatku adalah munafik yang berilmu namun ilmunya hanya di lisan.” Sedangkan Najib, mencatat bagaimana perumpamaan orang munafik, “Orang munafik itu seperti tikus yang mencari celah untuk selamat.”

Pemateri - Teh Fufu Elmart

Setelah melaksanakan sholat subuh berjamaah di Masjid Wisata Bumi Qur’an, peserta sirah camp kemudian berkumpul dengan masing-masing kelompok untuk melanjutkan aktivitas membaca dzikir pagi dan membaca Al-Qur’an. Team Building Games menjadi aktivitas yang peserta lakukan setelah mengaji. “Sebelum team building games, adik-adik sudah senam pagi sebagai pemanasan. Aktivitas team building ini konsepnya dilombakan dalam 3 pos permainan, kelompok yang paling banyak menang di 3 pos itulah yang akan jadi juaranya”, jelas Fakhri salah seorang tim acara yang memimpin sesi tersebut. Ia juga menambahkan bahwa aktivitas ini diharapkan dapat melatih kemampuan komunikasi, kerjasama dengan tim dan kepemimpinan bagi adik-adik peserta. Setelah mandi, sholat berjamaah dan makan siang, peserta beranjak ke special session yang ke-2 yaitu menyimak materi dari Ust. Asep Sobari yang bertema “Khandaq Sebagai Lompatan Menuju Peradaban Islam” yang mengaitkan perang Khandaq dengan misi besar peradaban Islam.

Setelah coffee break, peserta melanjutkan aktivitas belajar mendalami tema masing-masing kelompok dengan fasilitator masing-masing. Setelah itu Fufu Elmart atau Dami melemparkan satu pertanyaan untuk setiap kelompok dan menantang setiap kelompok menjawab pertanyaan tersebut di depan peserta lainnya. “Luar biasa antusias dari para peserta, terjadi tanya jawab dan perdebatan, namun hal ini kami nilai sangat baik untuk membentuk sisi kritis adik-adik dan juga semoga bisa menambah khazanah mereka tentang peristiwa perang Khandaq,” tukas Wahdah, panitia yang juga merupakan seorang guru di salah satu sekolah Islam di Jakarta. Ia pun menjelaskan agenda terakhir di hari ke-2, “Dan pada malam harinya, seluruh peserta kami ajak untuk menuliskan visi mereka sebagai pembawa risalah Islam di masa yang akan datang”.

Lihat galeri lengkap Sirah Camp

Lihat selengkapnya >
Ilurstrasi Perang Khandaq

Pada hari ke-3, peserta melaksanakan shalat tahajjud bersama, sholat Subuh berjamaah dan melanjutkannya dengan membaca dzikir pagi dan tilawah pagi. Setelah itu peserta diarahkan untuk mandi dan mengemaskan barang-barang mereka ke dalam tas dan bersiap untuk pulang. “Sebelum pulang, adik-adik akan melakukan aktivitas terakhir yang sangat dinanti-nanti yaitu Simulasi Perang Khandaq yang diperankan oleh seluruh peserta. Setelah melakukan gladibersih dan sarapan pagi, peserta memainkan perannya masing-masing. Sangat menarik dan sepertinya adik-adik tidak cukup puas dengan simulasi yang hanya sebentar ini,” jelas Anila yang memandu acara Sirah Camp. Sementara itu, Ayyubi, salah satu peserta berseloroh, “next simulasinya harus lebih realistis lagi kak!”. Tidak hanya itu, peserta pun kemudian meminta panitia untuk memutarkan ulang video perang khandaq dan tidak ingin pulang karena belum selesai menontonnya. “Karena harus kita tutup, maka terpaksa aktivitas menontonnya kami potong dan dilanjutkan dengan sesi Post Test, dan testimonial acara Sirah Camp,” ujar Anila. Acara Sirah Camp ditutup dengan foto bersama seluruh peserta dan panitia. Setelah makan siang bersama, peserta bersiap untuk menaiki bus dan kembali ke rumah masing-masing.

“Oh iya, ada satu acara yang gak kita suka, yaitu foto-foto! Foto-foto terus sih kak???”, ujar beberapa peserta dan peserta lainnnya pun menyetujui kalimat tersebut.

by Sirah Community Indonesia

Share:

Podcast SCI